## Demo Ribuan Warga Pati Ricuh, Bupati Sudewo Didesak Mundur
Kabupaten Pati, Jawa Tengah, diwarnai demonstrasi besar-besaran pada Rabu (13/08) yang berujung ricuh dan penggunaan gas air mata oleh aparat kepolisian. Ribuan warga dari berbagai penjuru kabupaten memadati Alun-alun Pati sejak subuh, menyuarakan penolakan terhadap kebijakan Bupati Sudewo dan mendesaknya untuk mundur dari jabatan. Aksi yang awalnya berjalan tertib berubah menjadi kericuhan setelah warga merasa tuntutan mereka diabaikan.
Ketegangan mulai meningkat sekitar pukul 11.00 WIB ketika sejumlah warga melemparkan berbagai benda, mulai dari botol minuman hingga sendal, ke arah petugas kepolisian. Kekecewaan memuncak karena Bupati Sudewo maupun perwakilan pemerintah daerah tak kunjung menemui para demonstran. Massa yang semakin tak terbendung kemudian mendobrak gerbang kantor Bupati Pati. Aparat keamanan merespon dengan menyemprotkan meriam air, namun situasi semakin memanas hingga akhirnya polisi terpaksa menembakkan gas air mata sekitar pukul 12.00 WIB.
Akibatnya, puluhan warga, termasuk perempuan dan anak-anak, mengalami luka-luka dan dilarikan ke RSUD RAA Soewondo. Direktur RSUD, Rini Susilowati, melaporkan terdapat 33 korban luka ringan yang kondisinya stabil. Salah satu korban, Kartini (56 tahun), menceritakan pengalamannya yang mengerikan saat terkena gas air mata. “Mata saya perih, napas sesak sekali,” ujarnya sembari meneteskan air mata, mengungkapkan keprihatinannya melihat banyak anak dan perempuan di tengah kerumunan yang terkena dampak gas air mata.
Sentimen anti-Sudewo begitu kuat terlihat dalam pernyataan beberapa demonstran. Ario Adisaputra (24 tahun), salah satu peserta demo, menyatakan dukungannya terhadap penggulingan Bupati Sudewo, menyebutnya sebagai pemimpin yang “pekok” dan tidak mengayomi masyarakat. Senada dengan itu, Retno (57 tahun), seorang penjual roti, menilai Sudewo sombong dan semena-mena terhadap rakyat kecil, mengatakan bahwa meskipun kenaikan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) sebesar 250% telah dibatalkan, kepercayaan masyarakat sudah hilang karena Sudewo dinilai mengingkari janji kampanye.
Ahmad Husein, inisiator aksi, menegaskan bahwa tuntutan agar Bupati Sudewo mundur tetap tidak akan berubah dan aksi demonstrasi akan berlanjut hingga tuntutan tersebut dipenuhi. “Kalau hari ini tidak lengser, besok lagi, lanjut terus demo,” tegasnya. Husein dan para demonstran berjanji akan terus bertahan di depan kantor bupati hingga Sudewo menyatakan pengunduran dirinya.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, turut angkat bicara. Ia meminta Bupati Sudewo untuk segera menemui dan mendengarkan aspirasi para demonstran, bahkan telah memberikan peringatan langsung kepada Sudewo. Luthfi menekankan pentingnya menjaga ketertiban umum dan menjalankan mekanisme demokrasi yang baik.
Sekitar pukul 12.15 WIB, Bupati Sudewo akhirnya muncul, namun dari dalam kendaraan lapis baja milik kepolisian. Ia menyampaikan permohonan maaf dan berjanji akan berbuat lebih baik, tetapi tetap menolak tuntutan untuk mengundurkan diri. Sudewo beralasan terpilih secara konstitusional dan demokratis, sehingga pengunduran dirinya harus melalui mekanisme yang sesuai aturan.
Pakar politik dari Universitas Diponegoro (Undip), Wahid Abdulrahman, menilai pemakzulan Bupati Sudewo mungkin terjadi meskipun prosesnya rumit dan panjang. Ia menekankan bahwa aksi demonstrasi yang masif dan dukungan DPRD Kabupaten Pati yang membentuk pansus hak angket menunjukkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap Sudewo. Wahid juga mengkritik gaya komunikasi dan minimnya partisipasi publik dalam pengambilan kebijakan terkait kenaikan PBB-P2 yang mengakibatkan emosi warga tersulut.
Senada dengan itu, Nur Hidayat Sardini, pakar politik lainnya, mengkritik minimnya empati Bupati Sudewo dalam membuat kebijakan di tengah kondisi ekonomi yang sulit, serta kegagalan DPRD sebagai pengawas kinerja kepala daerah. Kedua pakar sepakat bahwa pemberhentian kepala daerah dapat dilakukan jika melanggar aturan dalam UU Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, meskipun prosesnya panjang dan kompleks. Artikel ini akan terus diperbarui dengan informasi terbaru. Kontributor: Kamal, Pati.
**Kata Kunci:** Demo Pati, Bupati Sudewo, PBB P2, Unjuk Rasa, Gas Air Mata, Pemakzulan, DPRD Pati, Jawa Tengah, Politik Indonesia, Pemerintahan Daerah.